Mungkin hampir setiap mahkluk hidup yang ada di dunia ini pernah merasakan sedih , senang , gembira , haru , bingung , dan perasaan hati lainnya yang mungkin kita sendiri pun kadang tidak mengerti dengan yang kita rasakan . Cara yang paling tepat dan paling tepat untuk menggambarkan suasana hati adalah dengan MENANGIS . Jika kita mendengar kata "MENANGIS" mungkin yang terpikirkan adalah tentang kesedihan . Namun , sebenarnya bukan hanya sedih saja yang dibolehkan untuk menangis , disaat kita senangpun kadang emosi kita tidak terkontrol .
Tetapi SEDIKIT orang yang dengan MENANGIS dia mendapat KETENANGAN
Mereka...
Menangis ketika membaca Al-Quran,
Menangis ketika Sholat,
Menangis ketika berdo'a
Menangis ketika merenung,
Menangis ketika melihat penderitaan saudaranya, dsb
Menangis bukan sekedar pelampiasan perasaan. Menangis merupakan reaksi atas tersentuhnya hati oleh sebuah kejadian. Arti air mata yang tercurah saat menangis merupakan ungkapan perasaan atas kebahagiaan, kekecewaan juga kesedihan. Tangis adalah anugerah bagi hidup dan hati agar senantiasa menyadari fitrah kemanusiaan yang begitu indah, tetapi lemah dan tak berdaya atas kuasa Yang Maha Perkasa. Menjadi refleksi ketiadaan juga keterbatasan, tiada yang sempurna di dunia dan tak ada keabadiaan atas fana, semua yang bernyawa akan binasa. Lalu, mengapa kita menangis? Adakah manfaat air mata kita?
Menangis sudah menjadi identitas manusia sejak dilahirkan, bahkan bagi bayi, menangis dapat disimbolkan sebagai pemberitahuan bahwa ada masalah pada bayi, mungkin merasa sakit atau tidak nyaman. Menangis menjadi hal pertama yang bisa dilakukan generasi Adam dan Hawa di bumi ini. Sebelum bisa bicara, sebelum mampu tertawa, sebelum siap berjalan, tangis itu sudah ada pada diri tiap manusia. Tanpa diajarkan pun, semua bayi, semua anak, semua manusia bisa menangis karena tangis merupakan fitrah yang melekat pada kemanusiaan. Tangis merupakan bentuk kepekaan yang bisa menjadi alat pendeteksi perasaan seseorang. Ketika menangis, biarkan menangis, jangan dipendam. Menangis bukanlah kesalahan yang harus dihakimi. Menangis itu kebebasan jiwa untuk mengungkapakan perasaan yang tersimpan, yang tersisa dan terbiar di dasar keinginan.
Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelakangi tangisan, aktivitas mengeluarkan air mata ini ternyata memberikan manfaat, baik secara psikologis, sosial, medis maupun spiritual. Hal ini didasarkan pada beberapa penelitian para ilmuwan yang mengaitkan aktivitas menangis dengan efek psikologis dan medis.
Secara psikologis, menangis mampu membuat perasaan menjadi lebih baik, nyaman, dan tenang karena tangisan dapat membantu menyingkirkan kimiawi stres dalam tubuh.
Tuhan tidak pernah menghakimi makhluk-Nya. Segala derita dan kemelut masalah bukan karena kehendak dan takdir semata, melainkan karena perbuatan kita sendiri. Maka, jangan menghakimi sebuah tangisan dan bijaklah menghadapi tangisan karena kita tak pernah benar-benar tahu dalamnya rasa hati seseorang. Biarkan menangis. Jika tak mampu meredakan, diamlah. Bila tak ingin menyaksikan, tinggalkan sejenak hingga ia menemukan ruang yang tenang. Mungkin ia butuh waktu untuk meluapkan perasaan. Mungkin juga butuh jeda untuk berdamai dengan perasaan dan kenyataan hingga ia mampu untuk mengungkapkan alasan (karena manusia senantiasa mempertanyakan alasan). Itulah bentuk apresiasi atas tangisan, tak perlu selalu dengan kata-kata karena di suatu keadaan sikap dan perlakuan lebih menunjukkan pengertian dan penghargaan. Hidup dan para pemeran cerita kehidupan butuh apresiasi karena dengan mengapresiasi kehidupan kita akan menemukan makna hidup. Memberi apresiasi yang pantas untuk sebuah tangisan pun merupakan wujud memahami dan mengerti hati orang-orang yang kita cintai.
Tetapi SEDIKIT orang yang dengan MENANGIS dia mendapat KETENANGAN
Mereka...
Menangis ketika membaca Al-Quran,
Menangis ketika Sholat,
Menangis ketika berdo'a
Menangis ketika merenung,
Menangis ketika melihat penderitaan saudaranya, dsb
Menangis bukan sekedar pelampiasan perasaan. Menangis merupakan reaksi atas tersentuhnya hati oleh sebuah kejadian. Arti air mata yang tercurah saat menangis merupakan ungkapan perasaan atas kebahagiaan, kekecewaan juga kesedihan. Tangis adalah anugerah bagi hidup dan hati agar senantiasa menyadari fitrah kemanusiaan yang begitu indah, tetapi lemah dan tak berdaya atas kuasa Yang Maha Perkasa. Menjadi refleksi ketiadaan juga keterbatasan, tiada yang sempurna di dunia dan tak ada keabadiaan atas fana, semua yang bernyawa akan binasa. Lalu, mengapa kita menangis? Adakah manfaat air mata kita?
Menangis sudah menjadi identitas manusia sejak dilahirkan, bahkan bagi bayi, menangis dapat disimbolkan sebagai pemberitahuan bahwa ada masalah pada bayi, mungkin merasa sakit atau tidak nyaman. Menangis menjadi hal pertama yang bisa dilakukan generasi Adam dan Hawa di bumi ini. Sebelum bisa bicara, sebelum mampu tertawa, sebelum siap berjalan, tangis itu sudah ada pada diri tiap manusia. Tanpa diajarkan pun, semua bayi, semua anak, semua manusia bisa menangis karena tangis merupakan fitrah yang melekat pada kemanusiaan. Tangis merupakan bentuk kepekaan yang bisa menjadi alat pendeteksi perasaan seseorang. Ketika menangis, biarkan menangis, jangan dipendam. Menangis bukanlah kesalahan yang harus dihakimi. Menangis itu kebebasan jiwa untuk mengungkapakan perasaan yang tersimpan, yang tersisa dan terbiar di dasar keinginan.
Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelakangi tangisan, aktivitas mengeluarkan air mata ini ternyata memberikan manfaat, baik secara psikologis, sosial, medis maupun spiritual. Hal ini didasarkan pada beberapa penelitian para ilmuwan yang mengaitkan aktivitas menangis dengan efek psikologis dan medis.
Secara psikologis, menangis mampu membuat perasaan menjadi lebih baik, nyaman, dan tenang karena tangisan dapat membantu menyingkirkan kimiawi stres dalam tubuh.
Tuhan tidak pernah menghakimi makhluk-Nya. Segala derita dan kemelut masalah bukan karena kehendak dan takdir semata, melainkan karena perbuatan kita sendiri. Maka, jangan menghakimi sebuah tangisan dan bijaklah menghadapi tangisan karena kita tak pernah benar-benar tahu dalamnya rasa hati seseorang. Biarkan menangis. Jika tak mampu meredakan, diamlah. Bila tak ingin menyaksikan, tinggalkan sejenak hingga ia menemukan ruang yang tenang. Mungkin ia butuh waktu untuk meluapkan perasaan. Mungkin juga butuh jeda untuk berdamai dengan perasaan dan kenyataan hingga ia mampu untuk mengungkapkan alasan (karena manusia senantiasa mempertanyakan alasan). Itulah bentuk apresiasi atas tangisan, tak perlu selalu dengan kata-kata karena di suatu keadaan sikap dan perlakuan lebih menunjukkan pengertian dan penghargaan. Hidup dan para pemeran cerita kehidupan butuh apresiasi karena dengan mengapresiasi kehidupan kita akan menemukan makna hidup. Memberi apresiasi yang pantas untuk sebuah tangisan pun merupakan wujud memahami dan mengerti hati orang-orang yang kita cintai.
Comments
Post a Comment